Granit Xhaka: Perjalanan Karier dan Peranannya di Dunia Sepak Bola

goalnas.com – Granit Xhaka, gelandang internasional asal Swiss, telah menjadi salah satu pemain yang paling dikenali di dunia sepak bola modern. Dikenal karena kemampuan teknis, kekuatan fisik, dan visi permainannya yang luar biasa, Xhaka telah mengukir karier yang panjang di berbagai klub besar, termasuk Borussia Mönchengladbach dan Arsenal. Dalam artikel ini, kita akan membahas klub bola perjalanan karier Granit Xhaka, gaya bermain, kontribusinya kepada tim, serta dampaknya di level internasional.

Baca Juga: David Villa: Legenda Sepak Bola Spanyol

Latar Belakang Awal dan Awal Karier

Kelahiran dan Keluarga

Granit Xhaka lahir pada 27 September 1992, di Gnjilane, Yugoslavia (sekarang bagian dari Kosovo), dalam keluarga yang memiliki latar belakang sepak bola. Ayahnya, Ragip Xhaka, adalah seorang mantan pemain sepak bola, dan kakaknya, Taulant Xhaka, juga merupakan pemain sepak bola profesional yang bermain untuk timnas Albania. Keluarga Xhaka dikenal memiliki keterikatan kuat dengan sepak bola, yang tentu saja mempengaruhi pilihan karier Granit sejak usia dini.

Pada usia muda, Xhaka dan keluarganya pindah ke Swiss akibat situasi yang tidak stabil di Kosovo pada saat itu. Di Swiss, Xhaka mulai mengejar karier sepak bola dan bergabung dengan akademi sepak bola FC Basel. Sebagai anak muda yang penuh potensi, Xhaka cepat menonjol dengan keterampilan teknisnya yang sangat baik dan kemampuan untuk bermain di posisi gelandang.

Bergabung dengan FC Basel

Granit Xhaka memulai perjalanan profesionalnya di FC Basel, salah satu klub terbesar di Swiss. Ia bergabung dengan profil pemain tim senior pada usia 17 tahun dan segera menarik perhatian dengan penampilannya yang matang di lini tengah. Meskipun masih muda, Xhaka menunjukkan kecerdasan dalam mengendalikan permainan, distribusi bola yang akurat, dan kemampuan untuk bertahan maupun menyerang.

Pada musim pertama di tim utama, Xhaka berhasil membantu Basel meraih gelar juara Liga Super Swiss dan tampil impresif di kompetisi Eropa, seperti Liga Europa dan Liga Champions. Penampilannya yang mengesankan di Basel membawanya ke klub-klub top Eropa, dan pada tahun 2012, ia akhirnya pindah ke Bundesliga Jerman, bergabung dengan Borussia Mönchengladbach.

Baca Juga: David Beckham: Ikon Sepak Bola dan Budaya Pop

Karier di Borussia Mönchengladbach

Menjadi Pemain Kunci

Setelah bergabung dengan Borussia Mönchengladbach pada 2012, Xhaka melanjutkan perkembangan pesatnya sebagai gelandang serba bisa. Dalam waktu singkat, ia menjadi salah satu pemain kunci di tim, membantu timnya untuk bersaing di papan atas Bundesliga. Sebagai gelandang, Xhaka dikenal dengan kemampuan passing jarak jauh yang presisi, kemampuan dalam mengatur tempo permainan, dan sifat kepemimpinannya di lapangan.

Selama berada di Borussia Mönchengladbach, Xhaka juga menunjukkan kematangan dalam pengambilan keputusan. Ia mampu mengatur ritme pertandingan, baik dengan umpan-umpan pendek maupun umpan panjang yang akurat. Xhaka memiliki visibilitas permainan yang luar biasa, membuatnya menjadi penghubung yang vital antara lini tengah dan lini depan timnya. Selain itu, ia juga tidak ragu untuk tampil tegas dalam bertahan dan memberikan perlindungan pada lini belakang.

Pada 2016, Xhaka meninggalkan Borussia Mönchengladbach untuk melanjutkan kariernya di Inggris dengan bergabung bersama Arsenal, klub yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh besar di kompetisi Premier League.

Baca Juga: Dani Alves: Karier Cemerlang Bek Sayap Terbaik Dunia

Karier di Arsenal

Bergabung dengan Arsenal

Pada 2016, Granit Xhaka pindah ke Arsenal profil pelatih dengan biaya transfer yang dilaporkan mencapai sekitar £35 juta, yang pada saat itu merupakan jumlah yang besar untuk seorang gelandang. Di bawah asuhan Arsène Wenger, Xhaka diharapkan bisa menjadi pengatur permainan yang solid di lini tengah Arsenal, menggantikan pemain-pemain seperti Mikel Arteta yang telah lama mengabdi di klub.

Pada awalnya, karier Xhaka di Arsenal menghadapi tantangan. Gaya bermainnya yang kadang-kadang agresif dan kemampuan bertahannya yang tidak selalu konsisten membuatnya beberapa kali mendapat kritik. Namun, meskipun mendapat sorotan tajam dari media dan fans, Xhaka terus menunjukkan ketekunan dan kerja keras. Ia semakin menyesuaikan diri dengan gaya bermain Premier League yang cepat dan fisikal, sekaligus semakin matang sebagai gelandang yang berpengaruh di pertandingan.

Baca Juga: Kevin De Bruyne: Maestro Lapangan Hijau yang Menjadi Ikon Sepak Bola Modern

Gaya Bermain dan Peran di Arsenal

Granit Xhaka dikenal dengan kemampuannya dalam mengatur tempo permainan. Sebagai gelandang bertahan atau gelandang sentral, ia sering menjadi pusat dari sebagian besar serangan Arsenal, memberikan umpan-umpan panjang yang presisi kepada penyerang atau pemain sayap. Salah satu kekuatan terbesar Xhaka adalah kemampuan passing-nya yang akurat, yang memungkinkan dia untuk mengubah arah serangan dalam sekejap.

Selain kemampuan passing, Xhaka juga memiliki tembakan jarak jauh yang mematikan. Beberapa golnya dari luar kotak penalti telah menunjukkan kualitas tekniknya, baik dalam hal kekuatan maupun akurasi. Namun, Xhaka juga sering dikenal karena temperamennya yang emosional. Kadang-kadang, ia terlibat dalam beberapa kontroversi di lapangan, termasuk kartu merah yang sering diterimanya karena pelanggaran keras atau tindakan yang dianggap berlebihan.

Pada tahun-tahun terakhir, Xhaka mulai memikul peran kepemimpinan di Arsenal. Meskipun tidak selalu menjadi kapten, ia sering dipercaya untuk mengenakan ban kapten pada beberapa pertandingan penting. Kepemimpinan Xhaka di lapangan sangat terlihat, meskipun karakteristik kepemimpinannya lebih sering ditunjukkan dengan memberi contoh di lapangan daripada berbicara di luar pertandingan.

Perjalanan Internasional

Karier di Tim Nasional Swiss

Granit Xhaka adalah salah satu pemain kunci dalam tim nasional Swiss. Debut internasionalnya terjadi pada 2011 di level senior, dan sejak saat itu, ia terus menjadi andalan di lini tengah. Xhaka adalah pemain yang sangat berpengalaman di level internasional, mewakili Swiss dalam berbagai turnamen besar, termasuk Piala Dunia FIFA dan Kejuaraan Eropa (Euro).

Xhaka dikenal dengan kemampuannya untuk mengatur permainan di level internasional, dan meskipun terkadang kurang mendapat perhatian dibandingkan pemain bintang lainnya, perannya sangat vital bagi Swiss. Sebagai gelandang, ia menjadi penghubung antara lini belakang dan lini depan, serta sering kali berperan dalam pengambilan keputusan strategis di lapangan.

Pada Kejuaraan Eropa 2016, Xhaka memainkan peran penting dalam membantu Swiss mencapai perempat final. Keahliannya dalam mengatur alur permainan dan melakukan umpan-umpan akurat membuatnya menjadi pemain penting dalam tim. Di Piala Dunia 2018, meskipun Swiss hanya mencapai babak 16 besar, Xhaka tetap menjadi salah satu pemain kunci yang menunjukkan kualitasnya di level dunia.

Hubungan Keluarga dan Pengaruh dalam Timnas

Granit Xhaka bukan hanya dikenal sebagai pemain internasional Swiss, tetapi juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan saudara laki-lakinya, Taulant Xhaka, yang bermain untuk tim nasional Albania. Kedua bersaudara ini pernah bertemu dalam pertandingan antara Swiss dan Albania di Piala Eropa 2016. Meskipun memiliki kewarganegaraan yang berbeda, keduanya memiliki hubungan keluarga yang kuat dan saling mendukung dalam karier sepak bola mereka.

Tantangan dan Masa Depan

Menghadapi Kritik dan Peningkatan Diri

Meskipun Xhaka memiliki karier yang sukses di level klub dan internasional, ia sering menghadapi kritik dari media dan penggemar terkait gaya bermainnya yang terkadang emosional dan kontroversial. Beberapa insiden kartu merah dan pelanggaran keras menyebabkan banyak spekulasi mengenai masa depannya di klub dan timnas. Namun, Xhaka telah belajar dari pengalamannya, menunjukkan kedewasaan lebih dalam beberapa tahun terakhir.

Seiring bertambahnya usia, Xhaka telah menjadi lebih bijak dalam keputusan-keputusan di lapangan dan semakin mampu mengontrol emosinya. Sebagai seorang pemimpin di Arsenal dan tim nasional Swiss, ia memiliki potensi untuk terus berkembang dan mencapai kesuksesan lebih besar di tahun-tahun mendatang.

Dengan pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya, Granit Xhaka memiliki masa depan cerah di sepak bola, baik di level klub maupun internasional. Keberhasilannya dalam bermain di liga-liga besar dan turnamen internasional akan terus membuatnya dihormati sebagai salah satu gelandang terbaik generasinya.

Related Posts

Julian Brandt: Bintang Muda yang Mengguncang Dunia Sepak Bola

goalnas.com – Julian Brandt adalah salah satu talenta muda yang telah mencuri perhatian di kancah sepak bola Eropa. Dengan kemampuan teknik yang luar biasa, kreativitas di lapangan, dan visi permainan…

Alphonso Davies: Bintang Sepak Bola Kanada yang Mendunia

goalnas.com – berita Alphonso Davies adalah salah satu talenta muda paling cemerlang di dunia sepak bola saat ini. Dengan keterampilan luar biasa, kecepatan luar biasa, dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Granit Xhaka: Perjalanan Karier dan Peranannya di Dunia Sepak Bola

  • By admin
  • November 21, 2024
  • 14 views
Granit Xhaka: Perjalanan Karier dan Peranannya di Dunia Sepak Bola

Julian Brandt: Bintang Muda yang Mengguncang Dunia Sepak Bola

  • By admin
  • November 20, 2024
  • 21 views
Julian Brandt: Bintang Muda yang Mengguncang Dunia Sepak Bola

Alphonso Davies: Bintang Sepak Bola Kanada yang Mendunia

  • By admin
  • November 19, 2024
  • 31 views
Alphonso Davies: Bintang Sepak Bola Kanada yang Mendunia

Axel Witsel: Gelandang Kelas Dunia yang Konsisten

  • By admin
  • November 18, 2024
  • 33 views
Axel Witsel: Gelandang Kelas Dunia yang Konsisten

Oscar: Bintang Sepak Bola Brasil yang Mengguncang Dunia

  • By admin
  • November 17, 2024
  • 40 views
Oscar: Bintang Sepak Bola Brasil yang Mengguncang Dunia

Wataru Endo: Gelandang Tangguh Jepang yang Menjadi Kunci di Eropa

  • By admin
  • November 15, 2024
  • 49 views
Wataru Endo: Gelandang Tangguh Jepang yang Menjadi Kunci di Eropa