
Kalau kita bicara soal legenda sepak bola Belanda, pasti nama Ruud Gullit selalu masuk daftar teratas. Gaya mainnya elegan, punya visi luar biasa, sekaligus karisma yang sulit ditandingi. Banyak orang mengenalnya bukan cuma sebagai pemain hebat, tapi juga sebagai ikon olahraga yang memberi pengaruh besar di Eropa dan dunia.
Lahir dengan bakat alamiah dan semangat pantang menyerah, perjalanan Ruud Gullit dari anak kecil di Amsterdam sampai menjadi kapten tim nasional Belanda adalah cerita yang layak untuk diulas panjang lebar.
Masa kecil Ruud Gullit di Amsterdam
Ruud Gullit lahir pada tahun 1962 di Amsterdam, kota yang memang terkenal melahirkan banyak pemain bola kelas dunia. Dari kecil ia sudah terbiasa bermain bola di jalanan bersama teman-temannya. Lapangan seadanya tidak pernah jadi halangan. Justru dari situ bakatnya terasah.
Ayahnya berasal dari Suriname sementara ibunya orang Belanda. Campuran budaya ini membuat Ruud Gullit tumbuh dengan kepribadian yang kuat. Lingkungannya yang sederhana juga membentuk mental tangguh. Sejak remaja, ia sudah menunjukkan potensi luar biasa sebagai pemain serba bisa.
Baca Juga: Transfer Mengejutkan! Jay Idzes Tinggalkan Venezia, Bergabung dengan Genoa
Karier awal Ruud Gullit di klub Belanda
Perjalanan profesional Ruud Gullit dimulai bersama HFC Haarlem. Klub ini bukan tim besar, tapi di sanalah bakatnya benar-benar terlihat. Ia menjadi pemain penting bahkan di usia yang masih sangat muda. Dari Haarlem, ia kemudian pindah ke Feyenoord, salah satu klub besar Belanda.
Di Feyenoord, Ruud Gullit tidak hanya dikenal sebagai gelandang serang. Ia juga bisa bermain di lini belakang dan bahkan menjadi striker ketika dibutuhkan. Fleksibilitas inilah yang membuatnya spesial. Tak heran ia langsung mendapat sorotan dari klub-klub Eropa.
Baca Juga: Norgard ke Arsenal: Sang Jenderal Baru di Lini Tengah Meriam London
Perjalanan ke PSV Eindhoven
Setelah sukses di Feyenoord, Ruud Gullit pindah ke PSV Eindhoven. Di klub ini ia makin bersinar. Visi permainan, umpan-umpan akurat, serta kemampuan mencetak gol membuatnya menjadi salah satu pemain paling dominan di Eredivisie.
Saat bersama PSV, Ruud Gullit juga mulai meraih gelar penting. Ia membantu klub tersebut menjuarai liga dan namanya semakin harum di Eropa. Tidak lama kemudian, tawaran dari klub luar negeri pun datang. Dan pilihannya jatuh pada salah satu klub terbaik dunia.
Baca Juga: Joao Pedro ke Chelsea: Senjata Baru Si Biru di Lini Depan
Era kejayaan di AC Milan
Ketika Ruud Gullit bergabung dengan AC Milan pada akhir 1980-an, sepak bola Italia sedang berada di puncaknya. Serie A adalah liga paling kompetitif dan penuh bintang. Milan saat itu membangun tim yang sangat kuat bersama Marco van Basten dan Frank Rijkaard.
Di Milan, Ruud Gullit menjadi motor serangan. Bukan hanya soal gol, tapi juga kreativitas dan kepemimpinan. Rambut gimbalnya yang ikonik menambah aura karismatiknya di lapangan. Bersama trio Belanda tersebut, AC Milan mendominasi Eropa dan meraih gelar Liga Champions.
Salah satu momen paling dikenang adalah ketika Milan menghancurkan Steaua Bucuresti 4-0 di final Piala Eropa 1989. Dua gol Ruud Gullit menjadi penegas bahwa ia adalah pemain besar yang tampil di panggung terbesar.
Baca Juga: Dewa United: Latar Belakang, Pemilik, dan Perjalanan di Liga Indonesia
Kontribusi untuk tim nasional Belanda
Di level internasional, Ruud Gullit punya peran sangat penting. Ia menjadi kapten tim nasional Belanda ketika mereka menjuarai Euro 1988. Itu adalah trofi besar pertama dalam sejarah sepak bola Belanda.
Gol sundulannya di final melawan Uni Soviet masih sering diputar ulang sampai sekarang. Bagi banyak orang, momen itu adalah simbol kejayaan Belanda. Bersama Van Basten dan Rijkaard, Ruud Gullit membawa total football Belanda ke level baru.
Gaya bermain Ruud Gullit
Kalau kita bicara soal gaya main, Ruud Gullit adalah definisi pemain serba bisa. Ia bisa ditempatkan sebagai gelandang serang, striker, bahkan bek sayap. Kelebihannya ada pada kekuatan fisik, teknik individu, serta kemampuan membaca permainan.
Ia punya visi luar biasa untuk memberikan umpan terobosan, tapi juga tajam dalam mencetak gol. Kombinasi inilah yang membuatnya menjadi salah satu pemain paling komplet di masanya. Selain itu, Ruud Gullit juga dikenal sebagai pemimpin alami di lapangan.
Penghargaan individu
Sebagai pemain top dunia, Ruud Gullit meraih banyak penghargaan individu. Salah satu yang paling bergengsi adalah Ballon d’Or pada tahun 1987. Itu menjadi bukti bahwa kualitasnya diakui di seluruh dunia.
Selain Ballon d’Or, ia juga berkali-kali masuk dalam daftar FIFA World XI. Namanya selalu disebut ketika orang membicarakan pemain terbaik era 80-an dan 90-an. Ruud Gullit memang pantas mendapat tempat di jajaran legenda.
Karier sebagai pelatih
Setelah pensiun, Ruud Gullit tidak meninggalkan dunia sepak bola. Ia mencoba peruntungan sebagai pelatih. Karier kepelatihannya dimulai di Chelsea pada pertengahan 1990-an. Uniknya, ia menjadi salah satu manajer kulit hitam pertama di Premier League.
Bersama Chelsea, Ruud Gullit sukses mempersembahkan Piala FA pada tahun 1997. Itu menjadi salah satu momen penting dalam sejarah klub karena gelar tersebut mengembalikan kejayaan Chelsea setelah lama puasa trofi.
Selain Chelsea, ia juga pernah melatih Newcastle United, Feyenoord, dan LA Galaxy. Meski karier kepelatihannya tidak sesukses ketika jadi pemain, Ruud Gullit tetap dihormati karena visi dan pengalamannya.
Ruud Gullit sebagai ikon budaya
Yang menarik dari Ruud Gullit bukan hanya soal sepak bola. Ia juga menjadi ikon budaya populer. Penampilannya dengan rambut gimbal membuatnya mudah dikenali. Ia sering tampil di sampul majalah, iklan, bahkan terlibat dalam dunia musik.
Ia sempat merilis lagu reggae dan tampil di televisi. Semua itu menunjukkan bahwa Ruud Gullit punya daya tarik yang lebih luas dari sekadar olahraga. Ia adalah figur global yang melampaui batas lapangan hijau.
Hubungan dengan pemain lain
Bicara soal rekan setim, Ruud Gullit punya hubungan istimewa dengan Marco van Basten dan Frank Rijkaard. Trio Belanda ini benar-benar ditakuti lawan. Mereka saling melengkapi dan membawa AC Milan serta Belanda ke puncak.
Meski begitu, Ruud Gullit juga dikenal sebagai sosok yang punya pendapat kuat. Tidak jarang ia berselisih dengan pelatih atau pengurus klub. Namun justru sikap tegas itulah yang membuatnya disegani.
Kehidupan setelah sepak bola
Setelah tidak lagi aktif melatih, Ruud Gullit lebih banyak berkarier sebagai pundit sepak bola di televisi. Analisisnya sering dianggap tajam dan berwawasan. Ia masih sering hadir dalam acara besar seperti Piala Dunia dan Liga Champions.
Selain itu, Ruud Gullit juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia menggunakan popularitasnya untuk mendukung berbagai program kemanusiaan. Dengan cara ini, ia tetap memberi kontribusi positif bagi masyarakat.
Warisan Ruud Gullit untuk sepak bola
Hingga kini, nama Ruud Gullit tetap dikenang sebagai salah satu legenda terbesar. Banyak pemain muda yang mengidolakan gaya mainnya. Bahkan di video game sepak bola, Ruud Gullit sering mendapat rating tinggi karena dianggap sebagai pemain komplet.
Warisan yang ia tinggalkan bukan hanya trofi atau gelar individu, tapi juga inspirasi. Ia menunjukkan bahwa dengan kerja keras, bakat, dan keberanian, seseorang bisa menjadi bintang dunia